My garden |
Tinggal di negara yang tidak mengenal musim dingin membuat kita bisa menanam sepanjang tahun. Sinar matahari dan air melimpah, suhu selalu cocok buat aneka tanaman, tantangan bercocok tanam tidak seberat mereka yang hidup di negara empat musim. Mungkin itu yang menyebabkan bertanam sayur dan buah sendiri di pekarangan bukan lah hal yang menjadi minat banyak penduduk. Apalagi dengan harga sayuran dan bahan pokok yang relatif terjangkau dibandingkan dengan negara empat musim, berkebun di pekarangan sepertinya bukanlah pilihan banyak warga di Indonesia. Hanya para petani dan keluarga petani dan sanak saudara petani dan mereka yang berjiwa petani yang melakukan hal tersebut, bukan warga umumnya.
Banyak yang beralasan mereka enggan berkebun karena tidak memiliki cukup lahan, atau pekarangan sempit, atau jika ada pun tidak mendapatkan cukup sinar matahari. Memang jika tinggal di kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, faktor ketersediaan lahan menjadi problem utama. Tapi saya perhatikan, mereka yang tinggal di pedesaan atau kota kecil dengan pekarangan yang cukup pun enggan bercocok tanam sayuran, atau yang tinggal di Jakarta pun dengan halaman seluas rumah tipe 100 meter persegi hanya dipenuhi dengan rumput hijau. Jadi sebenarnya keinginan untuk menghasilkan bahan makanan sendiri dari lahan yang dimiliki memang tidak ada.
Panen kale. Sawi samhong. Kale keriting dan kale dwarf |
Klik untuk baca selanjutnya...