Gajian setiap tanggal 25 seakan hanya numpang lewat saja dari rekening saya, saking banyaknya cicilan yang harus dibayar. Swear, saya mulai merasa sesak nafas tiap kali melihat gaji hanya mendekam 10 menit saja di dalam rekening, dan detik berikutnya sudah ditransfer ke aneka kewajiban seperti cicilan KPR, listrik, telepon, internet dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Kapan ya bisa merasakan gaji utuh tiap bulan dan uang tersebut tidak mengalir keluar untuk membayar hutang, benar-benar digunakan hanya untuk kesenangan diri? Hm, tapi dulu ketika usia masih kepala dua, saya seperti itu. Tak memikirkan masa depan, tak memikirkan masa tua, tak memikirkan mengumpulkan asset atau menabung. Uang gaji dipakai untuk membeli aneka barang kesenangan diri seperti sepatu, tas, pakaian dan pernak-pernik aksesoris penunjang penampilan kerja. Setiap kali jalan ke mal, ujung-ujungnya singgah ke toko pakaian atau sepatu dan pulang dengan membawa tentengan. Gaji lenyap begitu saja, dan hanya berakhir menjadi tumpukan pakaian dan sepatu di lemari dan pada akhirnya tidak dipakai juga. Sampai akhir usia kepala tiga, saya tak punya asset sepotong pun!
Klik untuk baca selanjutnya...