"Eh si Gendut, dari mana lu Ndut?" Tanya karyawan B ini dengan entengnya sambil menoleh ke karyawan A yang berdiri di sudut lift. Karyawan A terlihat tidak nyaman dan tidak antusias menanggapi pertanyaan itu, menjawab dengan nada seakan menggerutu, "Belakang," sambil menunjukkan bungkusan makanan di tangannya. "Beli makanan ya lu, Ndut. Makan mulu lu," seakan tak menyadari kalau kata gendut itu sangat tidak pantas diucapkan, si cewek ini tetap menggunakan kata tersebut. Saya sampai menolehkan kepala memandangnya berharap dia menghentikan panggilan tersebut. Kata gendut yang mengacu pada bentuk tubuh karyawan A ini benar-benar membuat saya naik darah mendengarnya. Saya benar-benar simpati dengan si cowok yang wajahnya terlihat kesal dan sama sekali tidak nyaman. Ketika hampir mengeluarkan kata teguran, lift berhenti dan si cewek keluar di lantai kantornya. Kata teguran tersebut hanya berakhir di ujung lidah saya. Saya berjanji next time jika bertemu dengan kejadian yang sama lagi akan lebih siap.