Penulis : Mei Moko_12.6B.24_12180705
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang teknologi untuk memenuhi tugas mata kuliah EPTIK (Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi) tentang jaringan 5G.
Jaringan 5G sangat dinantikan kehadirannya oleh masyarakat. Digadang-gadang, jaringan ini akan menyediakan internet yang lebih cepat dibandingkan pendahulunya. Namun sayang, dilansir dari Medical News Today, ada risiko radiasi 5G yang harus ditanggung masyarakat
Apakah kalian tau apa itu jaringan 5G?
Jaringan 5G merupakan jaringan seluler generasi kelima yang menawarkan kecepatan internet lebih tinggi dari generasi sebeumnya, 4G. Hadirnya 5G untuk memberikan kecepatan data sebesar 10 hingga 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G yang ada saat ini. Bahkan jaringan 5G menjanjikan kecepatan data internet setara dengan Wi-Fi. Misalnya, dengan internet 5G, pengguna bisa mengunduh film ke ponsel atau tablet dalam hitungan detik. Selain itu, Jarongan 5G juga mampu mentransfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu milidetik.
Apakah 5G berbahaya?
Meski makin memudahkan kehidupan kita sehari-hari, naum jaringan 5G dinilai sejumlah kalangan mengandung potensi yang berbahaya bagi kesehatan. banyak kalangan yang khawatir dampak dari penggunaan 5G radiasi gelombang energi yang lebih tinggi.
Kenneth Foster, profesor bioteknologi di Pennsylvania State University menilai bahwa energi frekuensi berahaya dan menyebabkan luka bakar atau kerusakan termal lainnya. Namun potensi berbahaya itu muncul jika manusia berada di dekat pemancar frekuensi radio berdaya tinggi. Sementara jaringan 5G itu beroperasi dengan frekuensi radio yang lebih tinggi.
Sebuah penelitian dari Program Toksiologi Nasional pada 2018 menemukan bukti peningkatan tumor otak dan kelenjar adrenalis pada tikus jantan yang terpapar radiasi frekuensi radio yang dipancarkan ponsel 2G dan 3G, namun tidak pada tikus betina. Namun terkait jaringan 5G, Foster mengakui harus dikaji lebih dalam lagi. Apalagi belum banyak studi toksiologi mengenai jaringan 5G ini. Ketakutan terhadap jaringan 5G juga melanda masyarakat. Bahkan awal 2020, pemerintah Belgia menghentikan tes jaringan 5G karena masalah radiasi. Swiss juga menelusuri risiko akibat jaringan 5G. Seorang anggota Hous of Commons Inggris memperingatkan tentang akibat yang tidak diinginkan dari peningkatan 5G ini.
Bahkan ada yang menyebut bahwa jaringan 5G memiliki gelombang sama yang biasa digunakan militer untuk menghancurkan semangat musuh.
Namun sejumlah kekhawatiran itu dibantah oleh ahli lainnya. Kepala Komunikasi Teknologi di penyedia jaringan seluler Inggris EE, Howard Jones menyatakan bahwa panjang gelombang yang digunakan jaringan 5G sudah melewati masa uji. Ia menilai panjang gelombang yang digunakan 5G sudah sepenuhnya aman dan telah melewati penelitian dan pengujian.
"Panjang gelombang yang digunakan dan akan digunakan 5G semuanya sepenuhnya aman dan telah dalam penelitian dan pengujian selama beberapa dekade," kata Jones kepada Guardian seperti dilansir Science Alert, Januari 2020 lalu.
Artikel ini dikutip dari Kompas.com dengan judul "Jaringan 5G Sudah Hadir di Indonesia, Apakah Berbahaya?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/30/081424965/jaringan-5g-sudah-hadir-di-indonesia-apakah-berbahaya?page=all. Editor : Farid Assifa