Seandainya waktu bisa diputar ulang dan dimundurkan, saya ingin kembali ke masa kecil ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Jika mimpi gila itu bisa diwujudkan, hal pertama yang akan saya lakukan adalah serius bersekolah dan belajar, bukan keranjingan main kesana-kemari, tak pernah membuka buku. Alhasil kemampuan akademis parahnya minta ampun. Seperti kakak saya, Mbak Wulan, yang bahkan sejak kecil sudah tahu apa yang dimau dan dituju ketika kelak dewasa. Kakak saya sejak SD, sudah memiliki cita-cita menjadi dokter, dan cita-cita tersebut tak sedikitpun bergeming hingga akhirnya benar-benar terwujud. Mbak Wulan, bukan saja dikaruniai otak tokcer bin encer, tapi juga kemauan keras dan persisten. Dari SD hingga lulus di bangku SMA, rangking tiga besar dikelas dan sepuluh besar sekolah selalu diraih. Tak pernah melenceng. Betapa jauh berbedanya dengan saya, boro-boro tiga besar, dua puluh besar dikelas bisa diraih saja sudah syukur alhamdulilah. Almarhum Bapak saya, bahkan gave up memberikan pelajaran matematika, pelajaran yang saya benci bahkan hingga saat ini. Untungnya ketika bekerja sekarang, excel dan kalkulator mempermudah urusan, tapi saat sekolah dulu jam pelajaran matematika adalah nightmare buat saya. Tobat!
Klik untuk baca selanjutnya...